Rabu, 24 Juni 2015

Makanan Khas Gresik

         Makanan Khas Daerah Gresik

Gresik mempunyai berbagai makanan khas. Harganya juga sangat terjangkau. Berikut ini makanan khas gresik :

1. Pudak.
          Pudak adalah makanan/kue khas kota Gresik, Jawa
Timur, Indonesia. Makanan ini terbuat dari bahan
tepung beras, gula pasir/gula jawa dan santan
kelapa yang dimasukan kemasan terbuat dari
bahan yang disebut “ope” yaitu [ [pelepah daun
pinang ]]. Pudak juga ada yang berbahan sagu dan
disebut pudak sagu. Pada perkembangannya,
ragam pudak tidak terbatas 3 rasa macam saja
seperti sebelumnya : pudak putih (gula pasir),
pudak merah (gula jawa) dan pudak sagu. Pada
masa kini, oleh kreatifitas pembuat kue pudak
untuk merebut pasar, maka ragam dan rasa
pudakpun bertambah, diantaranya pudak pandan
yang berwarna hijau dan harum karena campuran
sari daun pandan.






Namun kadang-kadang para
pembuat pudak memilih menggunakan daun suji
sebagai perwarna pengganti, mengingat warnanya
yang lebih kuat hijaunya, sensasinya juga tak
kalah dengan daun pandan. Disamping rasa yang
khas, bentuk kemasan pudak tidak ada yang
menyamai di antara jajanan manapun. Dari bahan
yang sudah mulai langka, pembuatannya pun tidak
sederhana. Pangkal pelepah daun pinang harus
disamak lebih dahulu untuk memisahkan kulit luar
dan kulit dalam. kulit bagian dalam inilah yang
dimanfaatkan. Setelah dibersihkan dan dipotong-
potong sesuai ukuran, kemudian dilipat dan dijahit
dengan alur seperti huruf L tanpa sudut, sehingga
sisi dan dasarnya tertutup dan membentuk ruang
seperti gelas. Setelah adonan dituangkan, ujung
kemasan yang terbuka dikuncupkan dan diikat.
Baru dikukus.
Kue pudak merupakan jajanan yang kaya kalori dan
mengenyangkan. Disamping itu kue ini bisa
bertahan selama 3 hari, bila diangin-anginkan.
Konon kue ini dibuat sesuai kebutuhan masyarakat
Gresik yang saat itu yang bermata pencaharian
sebagai pedagang, yang cenderung bepergian jauh.
Apabila anda yang ingin mencicipi citarasanya,
anda bisa mendapatkannya saat berkunjung ke
kota Gresik. Di komplek wisata religius seperti
Makam Sunan Giri dan Makam Syeh Maulana Malik
Ibrahim, misalnya. Atau bila anda sempat bisa pula
didapatkan di Pasar Kota Gresik, atau di toko-
toko kue khas Gresik di sepanjang Jln. Sindujoyo.
Disana akan lebih banyak jajanan khas Gresik, yang
tak akan ditemukan di kota-kota lain.
Tapi seandainya anda tidak punya waktu karena
tengah dalam perjalanan melewati kota
Gresik,anda bisa berhenti sejenak di Jln. Veteran,
di seberang Gedung Wisma Ahamad Yani]]berderet
toko-toko kue yang menyediakan pudak yang
tergantung dalam rangkaian-rangkaian yang
masing-masing berisi lima biji kue. Tapi jangan
lupa, mintalah yang paling baru/segar.

2. Otak-otak.
         Di samping terkenal dengan kota industri, kota
Gresik Jawa Timur juga dikenal sebagai salah satu
kota penghasil ikan bandeng terbesar di jawa
timur. Tak heran, jika Gresik juga di kenal dengan
berbagai jenis masakan dengan bahan dasar ikan
bandeng. Seperti Bandeng Asap, Bandeng Kukus,
Sop Bandeng dan Otak-Otak Bandeng.
Ikan bandeng, merupakan ikan air payau yang
memiliki rasa gurih yang tinggi. Rasa khas
bandeng ini terasa lebih dominan meski bercampur
dengan berbagai rasa bumbu yang menyertainya.
Citra rasa inilah yang menjadi ciri khas masakan
legendaris Otak-Otak Bandeng khas Gresik.
Cara membuat Otak-Otak Bandeng tidaklah sulit.
Bandeng mentah dikeluarkan daging, tulang dan
durinya. Lalu dicampur bumbu, mirip dengan
bumbu lodeh yang pedas. Kemudian daging
dimasukkan ke dalam tubuh bandeng yang kosong
tadi dengan dibentuk kembali seperti bandeng
mentah semula. Selanjutnya, bandeng isi ini dicepit
dua bilah bambu, kemudian dibungkus dalam daun
pisang, lalu di bakar.
Pada tahap ini, membakar bandeng otak-otak,
membutuhkan keterampilan tersendiri. Pasalnya,
jika terlalu matang atau masih mentah, akan
mengurangi bahkan menghilangkan rasa Otak-
Otak Bandeng yang sebenarnya.
Salah satu Otak-Otak Bandeng paling terkenal di
Gresik adalah Otak-Otak Bandeng ibu muzanah,
warga kelurahan kroman kecamatan kota Gresik,
yang saat ini telah dilanjutkan oleh puteranya,
Rasyid. “Alhamdulillah, kami dapat berkah bulan
Ramadhan dan Idul Fitri, penjualan Otak-Otak
banding khususnya meningkat luar biasa sampai
kualahan”, ujarnya.
Kini, rasyid telah mempekerjakan 10 orang
karyawan. Setiap hari, rasyid mampu memrroduksi
ikan bandeng otak-otak lebih dari 400 ekor, yang
meningkat dari hari-hari sebelumnya yang hanya
200 ekor bandeng setiap harinya.
Satu ekor ikan bandeng otak-otak, dijual seharga
40 Ribu Rupiah. Sementara, harga ikan bandeng
mentah saat ini, mencapai 15 Ribu Rupiah
perkilonya, dengan isi 2 ekor ikan bandeng.
Saat arus mudik dan balik seperti saat ini,
mendatangkan berkah bagi para pengusaha Otak-
Otak Bandeng, di sentra perajin, di jalan
sindujoyo, kelurahan kroman, kecamatan kota
Gresik. Otak-Otak Bandeng menjadi pilihan warga
saat mudik, karena rasanya khas yakni pedas dan
manis.
Otak-Otak Bandeng khas Gresik bukanlah otak-
otak seperti yang di kenal di jakarta atau
palembang. Otak-Otak Bandeng Gresik, lebih mirip
sate bandeng serang banten dengan rasanya yang
khas, yakni asem pedas. Apalagi, hidangan
tradisional berasa pedas dan manis ini, banyak
disuka warga, karena seluruh duri ikan telah
dibersihkan, sehingga tidak perlu khawatir
tertusuk duri, saat mengkonsumsinya.
Jika anda sedang melintas di kota Gresik, tak ada
salahnya mampir sejenak membeli Otak-Otak
Bandeng sebagai oleh-oleh mudik lebaran dari
Gresik.



3. Bonggolan.
         Bentuk makanan ini seperti pempek lenjeran,
lonjong berwarna putih dibungkus daun dan
berbau khas ikan. Kadang langsung dimakan
begitu saja, tetapi ada juga yang diiris selebar 1
hingga 2 cm dan digoreng. Biasanya dibuatkan
kuah tauco seperti kuah pempek atau dicocol
dengan bumbu kacang. Dapat juga diiris tipis-tipis
dan dijemur sampai kering, nah jadi kerupuk
mentah yang siap digoreng.
Warga pesisiran di Gresik utara menamakan
makanan ini bonggolan. Entah siapa yang menamai
dan kenapa menggunakan nama itu belum ada
yang tahu. Tetapi yang pasti nama ini sudah
familier di telinga warga setempat. Rasanya yang
gurih dan kenyal membuat semua golongan usia
sangat menggemari.
Menurut saya, proses pembuatan bonggolan
tidaklah rumit tetapi butuh kesabaran. Bahan
yang diperlukan adalah ikan mentah, tepung kanji,
bawang putih, garam, penyedap rasa jika suka
dan air panas.
“Jenis ikannya terserah yang penting banyak
dagingnya. Seperti Ikan Tengiri, kakap, udang
atau yang lain bisa digunakan,” ujar Kusniyah,
staf humas Pemkab Gresik yang juga biasa
membuat bonggolan.
Proses pembuatannya mudah, haluskan bawang
putih dan garam. Kemudian campur dengan kanji.
Setelah tercampur masukkan air panas secukupnya
sambil diuleni. Jika masih lembek tambahi lagi
kanjinya dan uleni hingga halus. Terakhir bentuk
seperti lontong dan bungkus dengan daun pisang,
lalu kukus hingga matang.
“Mengukusnya harus benar-benar matang, kalau
tidak tengahnya masih mentah lho, “ kata
Khusniyah memberi tips.
Biasanya bonggolan dengan panjang sekitar 15 –
20 cm dan diameter 3 cm harganya Rp. 5000.


Sumber 1 : fikri-makanankhasgresik.blogspot.com/2011/12/pudak.html?m=1

Sumber 2 : fikri-makanankhasgresik.blogspot.com/2011/12/otak-otak-khas-gresik-buat-anda-yang.html?m=1

Sumber 3 : fikri-makanankhasgresik.blogspot.com/2011/12/bonggolan.html?m=1



          Budaya Khas Gresik

Berikut ini budaya khas gresik :
1. Malam Selawe
          Malam Selawe menjadi sebuah tradisi khas
bulan ramadhan di kota Gresik, selain menandakan
perburuan lailatul qadar. Malam selawe
biasanyahari ke-24 ramadhan yang diadakan di
makam Sunan Giri. Tradisi malam selawe atau
menjelang hari ke 25 ramadhan bisa dibilang
malam puncak ramdhan banyak peziarah yang
datang ke Makam Sunan Giri , mulai dari anak
kecil, remaja, sampai orang yang tua dan lanjut
usia. Mereka tak hanya dtang dari daerah Gresik
dan sekitarnya tapi dari peziarah luar daerah,
bahkan luar pulau.
Para peziarah berbaur menjadi satu untuk
ikhtiar,berdoa, mengaji, dengan harapan
mendapat berkah . Selain itu para peziarah juga
berharap mendapat malam yang sangat istimewa
yang datang hanya sekali dalam setahun, dan
orang yang beruntung akan mendapatkannya yakni
malam Lailatul Qadar. Harapan itu menjadi
suguhan yang utama dibenak para peziarah.
Adanya tradisi Malam Selawe tak
diketahui sejak kapan adanya, akan tetapi sudah
diwariskan secara turun temurun sejak zaman
Sunan Giri. SElain itu menjadi cerita dari mulut-
ke mulut sampai sekarang. Selain itu, malam 25
pada bulan ramadhan merupakan saat dimana
Kanjeng Sunan Giri bertemu dengan malam Seribu
Bulan.
Selain itu banyak pularatusan PKL yang
mengais rezeki sepanjang jalan Sunan Giri hingga
lokasi makam Sunan Giri. . Mereka rutin datang
mengais rezeki pada kegiatan tahunan yang masuk
dalam kalender wisata Gresiik berupa festival
Malam Selawe.Mereka berjualan pakaian, makanan,
khas gresik, jajanan,Asesoris,,dll. Dengan jumlah
peziarah yang banyak dan PKL yang membludak
disebelah kanan-kiri sepanjang satu kilometer
menuju makam Sunan Giri ditutup untuk
kendaraan umum . Untuk sampai ke makam kita
harus jalan kaki, perlu diingat, semakin malam
semakin banyak jumlah peziarah yang datang un
tuk peziarah, semakin berdesak-desakan pula.
Agaknya nilai tradisi malam selawe ini
mulai bergeser menjadi pasar malam di bulan yang
spesial . Tidak hanya sekedar untuk berziarah,
malam selawe juga dimanfaatkan oleh kawula muda
untuk berpacaran atau sekedar jalan bersama
pacar, hal semacam ini sebenarnya tak boleh
dilakukan. Semoga kita selalu ingat dan selalu
mendapat hidayah dari Allah SWT.

2. Pasar Bandeng.
          Satu satu tradisi warisan Walisongo yang hingga kini masih dilestarikan. Yaitu tradisi
menggelar Pasar Bandeng di pusat kota Gresik.
Tradisi ini pertama kali diadakan oleh Sunan Giri
untuk mengangkat perekonomian rakyat
setempat.Dua dari sembilanWalisongo penyebar
agama islam yang berada di Gresik sangat
berpengaruh dalam membangun tatanan budaya
masyarakat Gresik. Keduanya adalah Syekh
Maulana Malik Ibrahim dan Raden Paku atau Sunan
Giri.Melalui jalan perdagangan, Ainul Yaqin, nama
kecil Sunan Giri melakukan da’wah kepada
masyarakat. Kala itu, di abad 15 Sunan Giri mulai
membantu perekonomian masyarakat dengan cara
mengolah dan memasarkan hasil bumi. Hingga kini,
masyarakat masih melestarikan warisan Suna Giri
yaitu dengan membuat dan menjuala kue pudak
dan penyelenggaraan pasar bandeng
Tradisi Pasar Bandeng (prepekan cilik dan
prepekan gede) Yang diadakan dua hari sebelum
Hari Raya Lebaran atau malam 29 ramadhan
seharusnya menjadi ajang pengenalan hasil
produksi masyarakat Gresik dan untuk menegaskan
kembali hubungan erat antara tradisi agama dan
ekonomi.
Selama dua hari itu penduduk Gresik
yang mempunyai tambak bandeng berlomba-lomba
umtuk menjual hasil panen Bandengnya ke Pasar
Bandeng ini.Tradisi Pasar Bandeng merupakan
persiapan masyarakat dalam menghadapi Hari
Raya Lebaran. Di pasar bandeng tak hanya ikan
bandeng yang dijual tidak,ada ikan tambak lain
seperti udang, mujair, nila, ikan mas. Selain itu
produk yang dihasilkan masyarakat Gresik di
pamerkan dan dijual, seperti pakaian anak, kopiah,
terompah, sandal, sepatu, ketimang, masakan dan
jajanan khas Gresik serta berbagai keperluan lain
untuk perayakan Idul Fitri.
Boleh dikatakan tradisi Pasar Bandeng ini
merupakan pameran Hasil produksi Gresik . Saling
bertukar baran jualan antar pedagang seperti
kopiah,sarung, sandal, tang akan digunakan untuk
nganyari di area expo apabila hampir usai itulah
tradisi masyarakat Gresik dulu.Yang penting Hari
Raya bisa memakai barang baru.Bagi masyarakat
Gresik aktivitas ini justru tumbuh saling
mendukung sebagaimana Sunan Giri dan Nyi Ageng
Pinatih mencontohkan perannya sebagai tokoh
agama sekaligus sosok pedagang besar. Sebelum
acara pasar bandeng biasanya selalu di awali
dengan acara MALEM SELAWE (Malam ke 25 bulan
Ramadhan) yang dilaksanakan di Situs makam
Sunan Giri
Penyelenggaraan Pasar Bandeng oleh
Pemerintah Gresik ini selain untuk melestarikan
tradisi, juga untuk mendukung kemandirian
ekonomi masyarakat Gresik.Seperti kita ketahui
bahwa, Kabupaten Gresik berada di daerah pesisir
pantai utara berbatasan dengan Lamongan, dan
sebagian wilayah berdekatan dengan Mojokerto,
Sidoarjo, dan Surabaya.
3. Kolak Ayam
         Kolak Ayam. Kolak ayam merupakan menu
buka puasa yang menjadi f avorit warga Gumeno
setiap malam 23 pada bulan ramadhan. Meski
namanya kolak ayam, tapi jangan dibayangin sama
seperti kolak pisang, kolak labu, kolak ketela . Ini
merupakan masakan ayam yang berkuah santan .
Tradisi yang berusia lebih dari 500 tahun ini
punya keunikan yaitu orang yang membuat,
memasak dan menyiapkan segala bahan yang
digunakan untuk memasak kolak ini adlah kaum
adam. Hal itu merupakan syarat untuk membuat
kolak ayam . Meski yang bekereja adalah kaum
adam, kaum hawa tak hanya berdiam diri
menunggu masakan disajikan , tapi mereka punya
tugs yakni memarut kelapa sebagai santan yang
dijadikan untuk kolak ayam ini di rumah mereka
masing masing
Msakan yang terdiri dari ayam suwir,
santan, daun bawang, gula merah, ji\nten, air .
Berdasarkan penuturan warga menyebutkan
bahwa Kolak ayam sudahmenjadi tradisi.” Konon
ceritanya pada tahun 1451 ketika Sunan Dalem
pendiri masjid Gumeno menderita sakit yang tak
diketahui jenis penyakitnya, dan taka ada satupun
obat yangbisa menyembuhkan penyakit yang
diderita sang sunan.
Sang Sunan Dalem mendapat petunjuk dari
Allah SWT melalui mimpi setelah mimpi bertemu
dengan Sunan Giri. Dalam mimpi itu diserukan
untuk membuat masakan dengan racikan daging
ayam jago, daun bawang, dll untuk dibuat kolak.
Setelah berbuka puasa dengan masakan tersebut ,
Sunan Dalem berangsur-angsur sembuh. Kejadian
ini bertepatan pada tanggal 22 ramadhan.
Masyarakat Gumeno sendiri menamai
masakan ini dengan nama “Sanggringan” yang
artinya raja yang sembuh dari sakit. Warga
meyakini bahwa kolak ayam ini bisa mengobati
segala macam penyakit Tradisi ini merupakan salah
satu bentuk cara yang dilakukan oleh warga
Gumeno untuk melestarikan tradisi Sunan Dalem
agar tidak dikalim oleh Negara lain. Selain itu
juga untuk menciptakan kerukunan dan
kebersamaan sesame umat muslim.Malam Selawe
Malam Selawe menjadi sebuah tradisi khas
bulan ramadhan di kota Gresik, selain menandakan
perburuan lailatul qadar. Malam selawe
biasanyahari ke-24 ramadhan yang diadakan di
makam Sunan Giri. Tradisi malam selawe atau
menjelang hari ke 25 ramadhan bisa dibilang
malam puncak ramdhan banyak peziarah yang
datang ke Makam Sunan Giri , mulai dari anak
kecil, remaja, sampai orang yang tua dan lanjut
usia. Mereka tak hanya dtang dari daerah Gresik
dan sekitarnya tapi dari peziarah luar daerah,
bahkan luar pulau.
Para peziarah berbaur menjadi satu untuk
ikhtiar,berdoa, mengaji, dengan harapan
mendapat berkah . Selain itu para peziarah juga
berharap mendapat malam yang sangat istimewa
yang datang hanya sekali dalam setahun, dan
orang yang beruntung akan mendapatkannya yakni
malam Lailatul Qadar. Harapan itu menjadi
suguhan yang utama dibenak para peziarah.
Adanya tradisi Malam Selawe tak
diketahui sejak kapan adanya, akan tetapi sudah
diwariskan secara turun temurun sejak zaman
Sunan Giri. SElain itu menjadi cerita dari mulut-
ke mulut sampai sekarang. Selain itu, malam 25
pada bulan ramadhan merupakan saat dimana
Kanjeng Sunan Giri bertemu dengan malam Seribu
Bulan.
Selain itu banyak pularatusan PKL yang
mengais rezeki sepanjang jalan Sunan Giri hingga
lokasi makam Sunan Giri. . Mereka rutin datang
mengais rezeki pada kegiatan tahunan yang masuk
dalam kalender wisata Gresiik berupa festival
Malam Selawe.Mereka berjualan pakaian, makanan,
khas gresik, jajanan,Asesoris,,dll. Dengan jumlah
peziarah yang banyak dan PKL yang membludak
disebelah kanan-kiri sepanjang satu kilometer
menuju makam Sunan Giri ditutup untuk
kendaraan umum . Untuk sampai ke makam kita
harus jalan kaki, perlu diingat, semakin malam
semakin banyak jumlah peziarah yang datang un
tuk peziarah, semakin berdesak-desakan pula.
Agaknya nilai tradisi malam selawe ini
mulai bergeser menjadi pasar malam di bulan yang
spesial . Tidak hanya sekedar untuk berziarah,
malam selawe juga dimanfaatkan oleh kawula muda
untuk berpacaran atau sekedar jalan bersama
pacar, hal semacam ini sebenarnya tak boleh
dilakukan. Semoga kita selalu ingat dan selalu
mendapat hidayah dari Allah SWT.
Pasar Bandeng
Satu satu tradisi warisan Walisongo yang
hingga kini masih dilestarikan. Yaitu tradisi
menggelar Pasar Bandeng di pusat kota Gresik.
Tradisi ini pertama kali diadakan oleh Sunan Giri
untuk mengangkat perekonomian rakyat
setempat.Dua dari sembilanWalisongo penyebar
agama islam yang berada di Gresik sangat
berpengaruh dalam membangun tatanan budaya
masyarakat Gresik. Keduanya adalah Syekh
Maulana Malik Ibrahim dan Raden Paku atau Sunan
Giri.Melalui jalan perdagangan, Ainul Yaqin, nama
kecil Sunan Giri melakukan da’wah kepada
masyarakat. Kala itu, di abad 15 Sunan Giri mulai
membantu perekonomian masyarakat dengan cara
mengolah dan memasarkan hasil bumi. Hingga kini,
masyarakat masih melestarikan warisan Suna Giri
yaitu dengan membuat dan menjuala kue pudak
dan penyelenggaraan pasar bandeng
Tradisi Pasar Bandeng (prepekan cilik dan
prepekan gede) Yang diadakan dua hari sebelum
Hari Raya Lebaran atau malam 29 ramadhan
seharusnya menjadi ajang pengenalan hasil
produksi masyarakat Gresik dan untuk menegaskan
kembali hubungan erat antara tradisi agama dan
ekonomi.
Selama dua hari itu penduduk Gresik
yang mempunyai tambak bandeng berlomba-lomba
umtuk menjual hasil panen Bandengnya ke Pasar
Bandeng ini.Tradisi Pasar Bandeng merupakan
persiapan masyarakat dalam menghadapi Hari
Raya Lebaran. Di pasar bandeng tak hanya ikan
bandeng yang dijual tidak,ada ikan tambak lain
seperti udang, mujair, nila, ikan mas. Selain itu
produk yang dihasilkan masyarakat Gresik di
pamerkan dan dijual, seperti pakaian anak, kopiah,
terompah, sandal, sepatu, ketimang, masakan dan
jajanan khas Gresik serta berbagai keperluan lain
untuk perayakan Idul Fitri.
Boleh dikatakan tradisi Pasar Bandeng ini
merupakan pameran Hasil produksi Gresik . Saling
bertukar baran jualan antar pedagang seperti
kopiah,sarung, sandal, tang akan digunakan untuk
nganyari di area expo apabila hampir usai itulah
tradisi masyarakat Gresik dulu.Yang penting Hari
Raya bisa memakai barang baru.Bagi masyarakat
Gresik aktivitas ini justru tumbuh saling
mendukung sebagaimana Sunan Giri dan Nyi Ageng
Pinatih mencontohkan perannya sebagai tokoh
agama sekaligus sosok pedagang besar. Sebelum
acara pasar bandeng biasanya selalu di awali
dengan acara MALEM SELAWE (Malam ke 25 bulan
Ramadhan) yang dilaksanakan di Situs makam
Sunan Giri
Penyelenggaraan Pasar Bandeng oleh
Pemerintah Gresik ini selain untuk melestarikan
tradisi, juga untuk mendukung kemandirian
ekonomi masyarakat Gresik.Seperti kita ketahui
bahwa, Kabupaten Gresik berada di daerah pesisir
pantai utara berbatasan dengan Lamongan, dan
sebagian wilayah berdekatan dengan Mojokerto,
Sidoarjo, dan Surabaya.
Kolak Ayam
Kolak Ayam. Kolak ayam merupakan menu
buka puasa yang menjadi f avorit warga Gumeno
setiap malam 23 pada bulan ramadhan. Meski
namanya kolak ayam, tapi jangan dibayangin sama
seperti kolak pisang, kolak labu, kolak ketela . Ini
merupakan masakan ayam yang berkuah santan .
Tradisi yang berusia lebih dari 500 tahun ini
punya keunikan yaitu orang yang membuat,
memasak dan menyiapkan segala bahan yang
digunakan untuk memasak kolak ini adlah kaum
adam. Hal itu merupakan syarat untuk membuat
kolak ayam . Meski yang bekereja adalah kaum
adam, kaum hawa tak hanya berdiam diri
menunggu masakan disajikan , tapi mereka punya
tugs yakni memarut kelapa sebagai santan yang
dijadikan untuk kolak ayam ini di rumah mereka
masing masing
Msakan yang terdiri dari ayam suwir,
santan, daun bawang, gula merah, ji\nten, air .
Berdasarkan penuturan warga menyebutkan
bahwa Kolak ayam sudahmenjadi tradisi.” Konon
ceritanya pada tahun 1451 ketika Sunan Dalem
pendiri masjid Gumeno menderita sakit yang tak
diketahui jenis penyakitnya, dan taka ada satupun
obat yangbisa menyembuhkan penyakit yang
diderita sang sunan.
Sang Sunan Dalem mendapat petunjuk dari
Allah SWT melalui mimpi setelah mimpi bertemu
dengan Sunan Giri. Dalam mimpi itu diserukan
untuk membuat masakan dengan racikan daging
ayam jago, daun bawang, dll untuk dibuat kolak.
Setelah berbuka puasa dengan masakan tersebut ,
Sunan Dalem berangsur-angsur sembuh. Kejadian
ini bertepatan pada tanggal 22 ramadhan.
Masyarakat Gumeno sendiri menamai
masakan ini dengan nama “Sanggringan” yang
artinya raja yang sembuh dari sakit. Warga
meyakini bahwa kolak ayam ini bisa mengobati
segala macam penyakit Tradisi ini merupakan salah
satu bentuk cara yang dilakukan oleh warga
Gumeno untuk melestarikan tradisi Sunan Dalem
agar tidak dikalim oleh Negara lain. Selain itu
juga untuk menciptakan kerukunan dan
kebersamaan sesame umat muslim.


Sumber : nurazizatur15.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar